Materi di minggu ke-2 dari course EDX AWS Developer ini jauh lebih menyenangkan di banding minggu pertama.
Baca: Week 1: Belajar Menjadi AWS Developer, EC2 & VPC
Di minggu ke-2 saya diajarkan bagaimana membuat akses kontrol dengan IAM, bagaimana membuat s3 bucket, dan terakhir memberikan label pada gambar dengan machine learning AWS.
Terdapat enam modul yang harus saya pelajari di minggu ke-2.

Yang menarik di minggu ke-dua menurut saya adalah bagian Amazon S3 dan Amazon Rekognition.
Amazon S3 adalah service yang disediakan AWS untuk menyimpan file-file statis. File tersebut bisa apa saja, contohnya seperti gambar (.jpg, .jpeg, .png), video (.mp4, .mov, .avi, .mkv), dokumen (.doc, docx), dll. Atau bahkan website statis. Nah, menurut AWS durability S3 ini mencapai 99.999999999%.
Angka tersebut bukan angka yang sedikit. Dengan angka tersbut AWS meyakinkan kita bahwa file kita aman dan terjamin. Hehe..
IAM Akses Control
Hal paling pertama yang dipelajari dari course minggu ke-2 adalah IAM dan bagaimana pentingnya IAM.
Apa itu IAM?
An AWS IAM user is an entity that you create in AWS to represent the person or service that uses it to interact with AWS. You attach permission policies to the IAM user that determine what the user can and cannot do in AWS.
Bayangkan IAM adalah sebuah rules book. IAM nanti akan memberikan aturan-aturan tertentu kepada spesifik user. Apakah user itu bisa mengakses EC2, membuat S3 bucket, menghapus object s3, dsb.
Dan yah, menurut saya bagian ini adalah bagian paling memusingkan dari minggu ke-2. Sangat banyak rules yang ada pada AWS.
AWS sangat menyarankan kita untuk tidak memakai root user untuk membangun aplikasi dengan service mereka. Cukup satu root user, dan itu untuk manajerial user lain.
Simple Rekonition App
Selesai dengan materi IAM, saya disuguhkan sebuah diagram arsitektur dari aplikasi yang akan dibuat. Untuk minggu ini, kita hanya akan membuat website dan integrasi ke service Amazon Rekognition.

Website ini ditulis dengan Python3 dan modul Flash dan Boto3. User nantinya bisa mengupload gambar ke website tersebut, lalu secara otomatis website akan memberikan label terhadap gambar yang kita upload.
Nah, yang menarik adalah. Kita tidak usah capek-capek menyiapkan environment. Karena AWS telah menyediakan Cloud IDE yang bernama Cloud9.

IDE Cloud9 di host dalam instance EC2.
Di bagian ini kita diajarkan bagaimana menggunakan Cloud9, memberikan environment variable, sampai install third party library seperti Boto3.
Kita sendiri sebenarnya tidak menulis aplikasi dari nol. AWS sudah menyediakan aplikasinya. Yang kita lakukan adalah bagaimana setup service-service pendukung dari aplikasi tersebut.

Perhatikan label di bawah gambar. Label itu bukan kita yang tulis, tetapi otomatis deiberikan oleh aplikasi melalui service AWS Rekognition.
Menurut saya. Minggu ke-2 ini sangat menyenangkan. Meskipun terlihat lebih banyak materinya dibanding materi minggu ke-1, tetapi waktu yang saya habiskan lebih sedikit dari minggu pertama.
Di minggu ke-2 ini, kita juga tidak dituntun bagaimana membuat instance EC2 dan konfigurasi network. Kita memanfaatkan template yang telah kita buat dengan CloudFormation di minggu ke-1.
Di akhir course, ada sebuah excercise mini untuk menguji seberapa paham pemahaman kita terhadap AWS service yang telah kita pelajari. Saya sendiri mendapatkan skor 10/10.
Buat teman-teman yang ingin mencoba EDX course ini, course ini masih terbuka. Course ini akan tutup pada tanggal 24 Oktober 2020.
Atau jika teman-teman masi ragu. Teman-teman bisa mengikuti series belajar menjadi AWS Developer ini.
Enjoy & Have fun ?